beritamenang.com – Pelajari tentang Kastil Wallio, bangunan benteng terbesar di dunia. Lokasi ini berada di Kota Baubau, tenggara Sulawesi.
Benteng Wolio awalnya dibangun pada abad ke-16 oleh raja ketiga Buton bernama La Sangaji yang bergelar Kaimuddin. Benteng ini dibangun hanya berupa tumpukan batu karst yang ditempatkan di sekitar kompleks keraton untuk menciptakan pembatas antara kompleks keraton dengan tempat tinggal komunal dan keraton. slot gacor gampang menang
Namun, pada masa pemerintahan Raja Bouton IV atau La Ilangi atau Dayano Ehsanuddin, benteng berupa tumpukan batu digunakan sebagai bangunan permanen. Batuan tersebut konon menempel pada campuran putih telur, pasir dan kapur.
Pada masa kejayaan Kesultanan Bouton, keberadaan Benteng Wulu berdampak besar bagi eksistensi kerajaan. Selama lebih dari empat abad, Kesultanan Botun bertahan dari ancaman musuh.
Benteng Wolio sendiri memiliki 12 gerbang yang disebut “Lawa”, 16 posisi meriam yang disebut “Badili”, 4 Boca Boca (Benteng Bulat), Batu Tondo (Tembok Bulat), parit dan senjata.
Di puncak bukit yang sangat tinggi dan lereng yang agak curam, itu adalah pertahanan terbaik pada masanya.
Sultan keenam Butun, Lakilapunto atau Sultan Marhum Qayyimuddin Khalifa al-Khamis, adalah salah satu sultan yang paling dihormati pada masanya.
Ia menjadi sultan pertama dan raja terakhir karena kerajaan aslinya digantikan oleh kesultanan. Sebagai raja ia memerintah selama 20 tahun dan Sultan selama 26 tahun.
Islam mulai masuk ke kota Baubau pada masa pemerintahannya. Pada masa pemerintahannya ia membangun sebuah masjid bernama Masjid Agung di Masigi Ogena atau Kesultanan Buton. Hingga saat ini, masjid ini masih digunakan sebagai tempat peribadatan umat Islam.
Menurut ketua Pokdarwis Dadi Mangora, istana Molagina Maman di dalam Masjid Agung Kesultanan Bouton penuh makna. Dikatakan angka hingga 17 derajat mewakili jumlah rakaat sholat.
Kemudian panjang gentong adalah 99 cm, melambangkan Ismael al-Husna, dan menurut jumlah manik-manik, hasil bagi adalah 33.
Makam Sultan Mahrem juga terletak di Puri Ulio. Makam itu dibangun untuk mengenang jasa seumur hidup sultan. Makam ini sering digunakan oleh masyarakat sebagai tempat ziarah atau biasa disebut “Santiago”.
Selain warisan budaya nusantara, Puri Uru, masih banyak elemen atraksi wisata menarik lainnya. Diantaranya Kande-Kandia, Busisibu, Alana Bulwa, Dol Dol, Tandaki, Harwa, Kadri, Konoa, Tembana Bula dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya. Namun atraksi tersebut hanya bisa dinikmati pada waktu-waktu tertentu, tergantung tradisi masyarakat Boton dan acara budaya lainnya yang ada di kota Paupau.