Spread the love

Beritamenang.com Kuningan, – Penyakit mulut dan kuku (PMK) banyak terjadi di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Dalam waktu 6 hari, lebih dari 150 ekor sapi dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku pada 7 ekor sapi sebelumnya. Pemerintah terus melakukan pengujian kandang ke kandang. link slot gacor

Unit Pelaksana Teknis Pelayanan (UPTD), Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kuningan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dan Dinas Perikanan dan Peternakan (Disanak) terus direlokasi. Satu per satu mereka mendekati lumbung yang sudah memasuki tempat kerja.

Buskiswan dan tim gabungan mengunjungi salah satu kandang kami pada Jumat (27 Mei 2022) di Desa Kastori, Kawasan Kuningan.

Mereka kembali menemukan tiga ekor sapi yang positif PMK.

Berdasarkan catatan di situs tersebut, ketiga sapi tersebut mengalami gejala yang mengkhawatirkan di mulut, hidung, dan kakinya.

Melalui tanda fisik, Jones, Direktur UPTD Puskesmas Kuningan Dinas Perikanan dan Peternakan (Desanac) Kabupaten Kuningan menjelaskan, ketiga sapi tersebut memiliki indikator kuat penyakit mulut dan kuku.

Tidak hanya lengket, tetapi juga berbusa dari mulut dan hidung sapi. Kaki sapi ketiga juga terluka.

Petugas polisi juga menemukan lidah dan mulut sapi itu penuh dengan luka berwarna hitam.

“Ini potongannya, ada yang menghitam,” kata Jones kepada . Ia juga meminta tim Puskeswan untuk mendokumentasikan hasilnya.

Jeunesse segera berkonsultasi dengan pemilik ternak. Minta izin untuk mengizinkan petugas polisi melakukan serangkaian pemrosesan.

Mereka menyuntikkan antibiotik ke tiga hewan. Setelah itu, vitamin B kompleks juga disuntikkan. Upaya ini memungkinkan sapi untuk mengembangkan kekebalan dan mempercepat proses penyembuhan.

Seorang petugas polisi jatuh saat mencoba menyuntikkan serum antibiotik. Sapi itu menolak dan berusaha menghindari suntikan petugas polisi. Untungnya, petugas dapat memperbaiki masalah dengan cepat dan menyuntikkan antibiotik sepenuhnya.

/Muhamad Syahri Romdhon Sejumlah petugas Polsek Puskeswan Kuningan, Jumat (27 Mei 2022) menguji beberapa sapi yang ditandai penyakit mulut dan kuku. Petugas menunjukkan sejumlah tanda yang jelas, antara lain hidung meler, mulut berbuih, lidah hitam, dan bisul di kaki.

Jhonnais meminta pemilik sapi untuk segera memisahkan ketiga sapi tersebut dari yang sehat. Isolasi misalnya. Hal ini untuk memastikan penularan dari sapi yang telah dilaporkan positif tidak menyebar ke sapi lain.

Penambahan tiga ekor sapi positif PMK pada Jumat (27 Mei 2022) menjadikan jumlahnya 150 ekor.

Yanni, salah satu pemilik lumbung sapi Desa Kastouri, mengungkapkan, ekornya dibawanya pada Kamis malam (26 Mei 2022).

Dia menilai sapi-sapi di malam hari masih sehat. Namun, selama pemeriksaan sejak Jumat, beberapa sapi sudah lengket dan berbusa.

“Baru tadi malam (Kamis, 26 Mei 2022). Sapi itu berasal dari Kecamatan Kaduged, Kabupaten Kuningan. Tadi malam dia masih baik-baik saja,” katanya kepada Petugas Polisi Buskiswan di lokasi kejadian.

Dia memperkirakan wabah penyakit mulut dan kuku setelah sapi tiba pada Kamis malam. Pasalnya, hanya beberapa ekor yang masuk pada Kamis malam, dan mereka menyerang tepat pada ekor yang sebelumnya berada di kandang yang sehat.

Ia berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan penanganan awal. Namun, ia bingung saat diminta untuk menampung ketiga sapi tersebut karena tidak memiliki kandang lain.

Pemerintah terus bekerja sama dengan tim gabungan Polri, TNI, Satbol PP dan pihak terkait lainnya untuk berpindah dari satu kandang ke kandang lainnya.

Hal ini dilakukan untuk mendeteksi sapi yang telah ditandai menderita penyakit mulut dan kuku. Penyebaran PMK diperkirakan akan terus berlanjut dengan cepat.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *